infonews871 - Masa transisi menuju pertanian berteknologi ditahun 2020, menjadi kekhawatiran tersendiri bagi buruh tani dan kuli. Selain mengancam perekonomian keluarganya, penggunaan tangan-tangan mesin di khawatirkan hanya di kuasai orang-orang kaya dan berduit.
"Sekarang tenaga kita nanti mulai gak di pakai, terus gantinya pakai alat semisal Kombine dan Transplanter, sekarang siapa yang mampu membeli alat secanggih itu kalau bukan orang kaya. Jadi yang kuli itu ya orang kaya yang akan siap tambah kaya lagi, " Keluh buruh tani asal Tempuran, Gugun, Jumat (29/11).
Lebih jauh ia menyebut, betapapun alat-alat tersebut tidak dibeli seperti traktor, kadang-kadang bantuannya juga pilih kasih. Misal dari Dinas, yang dipastikan dapat juga biasanya orang kaya yang kebetulan punya Gapoktan dan kelompok tani, bukan diberikan kepada buruh tani. Kemudian, buruh tani saat hendak melakukan pengolahan, pinjam traktor dinas saja, sewanya di banderol selangit. Kondisi semacam ini yang disebut belum memenuhi rasa keadilan. Apalagi, saat ini, mekanisasi pertanian dengan teknologi, ia balik khawatir, orang kaya yang akan banyak jadi kuli untuk menambah kekayaannya. "Kita gak anti teknologi, tapi siapa nanti pemilik alatnya, pasti bukan kita juga kan, karena hanya orang berduit saja yang mampu membeli alat semisal Kombine seharga 1 unit mobil tersebut, " Ungkapnya.
Wakil Ketua DPRD Karawang, Deden Rahmat mengatakan, mekanisasi alat pertanian memang baik dan hard di dukung, selama Dinas mampu menjelaskan permasalahan sosial di lapangan. Buruh tani setiap tahun itu menyusut, bukan hilang, maka yang sisa-sisanya ini harus banyak di berdayakan, sekurang-kurangnya kontrak dengan perusahaan produsen Kombine dan Transplanter misalnya, agar mereka bisa di latih jadi teknisinya dan bisa mengoperasikan alat-alat tersebut di sawah. "Harus di rembukan secara masif, agar permasalahan sosial tetap bisa di tangani baik, " Pungkasnya. (Kang Bahar)
Kontingen SMK Indonesia Mas Wakil Kab.Karawang di LKS Jabar 2019
infonew871.blogspot.com-jumat.29 November 2019
infonew871-Cilamaya. Perhelatan LKS 2019 sudah usai,namun kesan yang terasa seakan tak pernah bisa terlupakan buat dua orang siswi dari SMK Indonesia Mas Cilamaya-Kab.Karawang ini,Anisa Farah Dibatul Aini dan Sri Ayu Wulandari siswi jurusan Akomodasi Perhotelan (APER)adalah dua orang siswi yang tergabung dalam kontingen LKS 2019 dibidang Restoran Service mewakili Kab.Karawang.
Sri ayu Wulandari Siswi SMK Indonesia Mas
Restoran Service adalah salah satu bidang yang dilombakan dalam LKS 2019 yang dilakasanakan di SMKN 9 Bandung ini,adalah salah satu cabang bergengsi yang dilombakan diperhelatan ini,bermacam kategori yang dilombakan pun sangat beragam diantaranya,Moctail,Airis Coffee,Coffee Art,Slice Fruit. Mila Maratus Solihat.S.Par,Kakom Akomodasi Perhotelan SMK Indonesia Mas mengungkapkan" Kalah Menang itu urusan nanti,karna kami juga tau saingan kami juga bukan Sekolah yang baru dibidang ini,yang penting kami sudah menampilkan yang terbaik di LKS 2019 ini"demikian Mila mengomentari saat ditemui in871 di Kampus SMK Indonesia
Aksi para siswa-siswi di ajang LKS 2019 Jawabarat
Mas di Cilamaya Wetan Kab.Karawang.
Banyaknya Peserta SMK unggulan di ajang LKS 2019 Jawabarat ini tidak serta merta membuat ciut nyali dua orang siswi yang menjadi wakil Kab.Karawang" Kami sudah dipersiapkan secara mental dengan persiapan yang meskipun menurut kami persiapan itu sendiri tidak cukup waktunya,tapi buat kami berdua,ini adalah pengalaman yang sangat berkesan dan sangat berharga,karena kesempatan seperti ini tidak semua orang dapat merasakanya,semoga tahun depan kami bisa menjadi juara dan dapat terpilih kembali menjadi perserta di LKS berikutnya " demikian ungkapan Anisa Farah kepada in871 ketika ditanya bagaimana kesan nya ketika menjadi peserta mewakili Kab.Karawang di LKS 2019 Jawabarat beberapa pekan lalu.
(Kang Bahar)
Anisa Farah Dibatul Aini&Sri Ayu Wulandari Siswi SMK Indonesia Mas Jurusan Akomodasi Perhotelan (APER)
Bicara soal revolusi industri, sebagian besar dari kita udah pernah belajar tentang revolusi industri kan? Biasanya di pelajaran Sejarah sering banget membahas ini. Nah, mungkin beberapa dari sebagian kita masih bingung, kenapa kok judulnya revolusi industri 4.0. Kok udah keempat? pertama, kedua, dan ketiganya mana?
Istilah ini sebenernya lagi hitsbanget, . Belakangan ini banyak banget yang membicarakan tentang revolusi industri 4.0. Enggak tokoh nasional, enggak tokoh internasional, berkali-kali ngomong soal “Bersiaplah menyongsong industri 4.0” atau “Kita tidak boleh tergilas oleh industri 4.0” atau “Kita harus bisa memanfaatkan fenomena Industri 4.0.” Jadi, sebenernya revolusi industri 4.0. itu apa? Di artikel ini akan paparkan tentang revolusi industri, mulai dari yang pertama, hingga yang keempat ini. Yuk, simak!
Revolusi Industri
Pertama, kita lihat dulu definisi dari revolusi industri itu sendiri. Revolusi industri secara simpel artinya adalah perubahan besar dan radikal terhadap cara manusia memproduksi barang. Perubahan besar ini tercatat sudah terjadi tiga kali, dan saat ini kita sedang mengalami revolusi industri yang keempat. Setiap perubahan besar ini selalu diikuti oleh perubahan besar dalam bidang ekonomi, politik, bahkan militer dan budaya. Sudah pasti ada jutaan pekerjaan lama menghilang, dan jutaan pekerjaan baru yang muncul.
Lebih detilnya kita harus lihat di setiap revolusi industri, tapi kasarnya adalah, beberapa hal yang semula begitu sulit, begitu lama, begitu mahal dalam proses produksi mendadak jadi mudah, cepat, dan murah. Ingat, Ekonomi membicarakan macam-macam upaya manusia menghadapi kelangkaan. Revolusi industri menurunkan, malah terkadang MENGHILANGKAN beberapa kelangkaan tersebut, sehingga waktu, tenaga, dan uang yang semula digunakan untuk mengatasi kelangkaan-kelangkaan tersebut mendadak jadi bebas, jadi bisa digunakan untuk hal lain, untuk mengatasi kelangkaan yang lain.
Hilangnya atau berkurangnya sebuah kelangkaan otomatis mengubah banyak aspek dalam kehidupan bermasyarakat. Apalagi kalau ternyata beberapa kelangkaan menghilang! Nah, kita lihat satu persatu, sesuai urutannya.
Revolusi Industri 1.0
Revolusi industri pertama adalah yang paling sering dibicarakan, yaitu proses yang dimulai dengan ditemukannya lalu digunakannya mesin uap dalam proses produksi barang. Penemuan ini penting sekali, karena sebelum adanya mesin uap, kita cuma bisa mengandalkan tenaga otot, tenaga air, dan tenaga angin untuk menggerakkan apapun.
Masalahnya, tenaga otot amat terbatas. Misalnya, manusia, kuda, sapi dan tenaga-tenaga otot lainnya tidak mungkin bisa mengangkat barang yang amat berat, bahkan dengan bantuan katrol sekalipun. Butuh istirahat secara berkala untuk memulihkan tenaga tersebut, sehingga proses produksi kalau mau berjalan 24 jam sehari membutuhkan tenaga.
Selain dengan otot, tenaga lain yang sering digunakan adalah tenaga air dan tenaga angin. Biasanya ini digunakan di penggilingan. Untuk memutar penggilingan yang begitu berat, seringkali manusia menggunakan kincir air atau kincir angin. Masalah utama dari dua tenaga ini adalah, kita tak bisa menggunakannya di mana saja. Kita cuma bisa menggunakannya di dekat air terjun dan di daerah yang berangin.
Untuk tenaga angin, masalah tambahan adalah tenaga angin tak bisa diandalkan 24 jam sehari. Ada kalanya benar-benar tak ada angin yang bisa digunakan untuk memutar kincir! Masalah ini juga muncul ketika tenaga angin menjadi andalan transportasi internasional, yaitu transportasi laut. Sebagai gambaran, di era VOC, butuh waktu sekitar 6 bulan untuk kapal dari Belanda untuk mencapai Indonesia, lalu 6 bulan lagi untuk berlayar dari Indonesia ke Belanda. Artinya, kalau mau berlayar bolak balik Batavia-Amsterdam-Batavia, butuh waktu setahun! Maklum, terkadang ada kalanya benar-benar tak ada angin di laut, terkadang ada angin tetapi berlawanan dengan arah yang diinginkan.
Ini yang jarang dibahas di buku-buku sejarah: revolusi industri memungkinkan bangsa Eropa mengirim kapal perang mereka ke seluruh penjuru dunia dalam waktu jauh lebih singkat. Tidak ada lagi cerita tentara-tentara Eropa kelelahan saat menyerang benteng milik Kerajaan Asia. Semua daerah yang bisa terjangkau oleh kapal laut, sudah pasti terjangkau oleh kekuatan imperialis Eropa. Negara-negara Imperialis di Eropa ini rame–rame ngegas menjajah kerajaan-kerajaan di Afrika dan Asia. Ingat, di akhir 1800an inilah Belanda akhirnya menaklukkan daerah-daerah terakhir di Indonesia seperti Aceh dan Bali, yang belum ditaklukkan.
Terakhir, kelangkaan yang dikurangi adalah kelangkaan tenaga kerja. Semula begitu banyak manusia dibutuhkan untuk menjalankan mesin-mesin produksi. Kini mendadak semua tenaga itu digantikan mesin uap. Artinya, mendadak semua tenaga manusia tersebut jadi bebas, mereka bisa dipekerjakan di bidang lain.
Perubahan-perubahan ini amat penting sebab perubahan ini berarti menghilangkan keistimewaan para bangsawan. Berkat mesin uap, produksi kini bisa berlangsung di mana saja. Berkat mesin uap, produksi besar-besaran bukan cuma monopoli para tuan tanah yang memiliki ladang/sawah berhektar-hektar. Kini orang-orang kaya yang memiliki mesin-mesin uap bisa memproduksi barang padahal tanah mereka tak seberapa dibanding tanahnya para bangsawan ini. Kini orang-orang bisa memproduksi tanpa memiliki tanah pertanian. Kini oran-orang-orang bisa jadi kaya tanpa …
Penampakan mesin uap Watt, yang menjadi pijakan untuk revolusi industri pertama.
gelar bangsawan, karena sebelumnya cuma para bangsawan yang bisa memiliki faktor produksi (tanah) dalam jumlah besar. Dominasi kaum bangsawan yang berlangsung atas kaum non-bangsawan selama ribuan tahun terpatahkan sudah.Namun, dampak negatif revolusi industri ini, selain pencemaran lingkungan akibat asap mesin uap dan limbah-limbah pabrik lainnya yang sudah kalian pelajari di buku teks sekolah kalian, adalah penjajahan di seluruh dunia. Tanpa mesin uap, Imperialis Eropa takkan bisa menaklukkan Asia dan Afrika secepat dan semudah ini. Nah, daripada lama-lama di revolusi industri yang sudah biasa dipelajari di sekolah, kita langsung ke revolusi industri kedua, yang jarang banget dibahas di sekolah.
Revolusi Industri 2.0
Revolusi industri pertama memang penting dan mengubah banyak hal. Namun, yang tak banyak dipelajari adalah revolusi industri kedua yang terjadi di awal abad ke-20. Saat itu, produksi memang sudah menggunakan mesin. Tenaga otot sudah digantikan oleh mesin uap, dan kini tenaga uap mulai digantikan dengan tenaga listrik. Namun, proses produksi di pabrik masih jauh dari proses produksi di pabrik modern dalam satu hal: transportasi. Pengangkutan produk di dalam pabrik masih berat, sehingga macam-macam barang besar, seperti mobil, harus diproduksi dengan cara dirakit di satu tempat yang sama.
Pabrik mobil Ford model T sebelum revolusi industri 2.0.
Di akhir 1800-an, mobil mulai diproduksi secara massal. Namun, di pabrik mobil, setiap mobil dirakit dari awal hingga akhir di titik yang sama. Semua komponen mobil harus dibawa ke si tukang-perakit. Seorang tukang-perakit memroses barang tersebut dari nol hingga produk jadi. Perhatikan foto di atas, yang merupakan foto sebuah pabrik mobil sebelum industri 2.0. Setiap mobil akan dirakit oleh seorang tukang yang “Generalis” yang memproses mobil tersebut dari awal hingga selesai, dari merakit ban, pintu, setir, lampu, dst., sampai lengkap.
Namun, proses produksi ini memiliki kelemahan besar: perakitan dilakukan secara PARALEL. Artinya, untuk merakit banyak mobil, proses perakitan harus dilakukan oleh buaanyak tukang secara bersamaan! Artinya setiap tukang harus diajari banyak hal: memasang ban, memasang setir, dll. Seandainya ada masalah dalam proses perakitan, mobil yang belum jadi harus “Digeser” dan si tukang harus meminta mobil baru sehingga proses produksi mobil bisa berjalan terus. Butuh waktu untuk memindahkan mobil bermasalah ini. Butuh waktu mendapatkan mobil baru, dan proses perakitan harus mulai dari 0 lagi. Karena itu, proses perakitan mobil seperti ini terasa lambat.
Ketika perusahaan mobil Ford di Amerika Serikat meluncurkan mobil murah pertama di dunia, “Ford Model T” yang tersohor, mereka kebanjiran pesanan. Mereka tak bisa memenuhi target produksi mereka. Maklum, butuh waktu sekitar 12 jam 30 menit buat seorang tukang untuk merakit Ford Model T! Di tahun 1912, Ford cuma bisa memproduksi 68.773 mobil dalam setahun. Artinya, sistem “Satu perakit, satu mobil” tak bisa dipertahankan. Sistem produksi harus direvolusi.
Revolusi terjadi dengan menciptakan “Lini Produksi” atau Assembly Line yang menggunakan “Ban Berjalan” atau conveyor belt di tahun 1913. Proses produksi berubah total. Tidak ada lagi satu tukang yang menyelesaikan satu mobil dari awal hingga akhir, para tukang diorganisir untuk menjadi spesialis, cuma mengurus satu bagian saja, memasang ban misalnya. Produksi Ford Model T dipecah menjadi 45 pos, mobil-mobil tersebut kini dipindahkan ke setiap pos dengan conveyor belt, lalu dirakit secara SERIAL. Misalnya, setelah dipasang ban dan lampunya, barulah dipasang mesinnya seperti gambar di bawah. Semua ini dilakukan biasanya dengan bantuan alat-alat yang menggunakan tenaga listrik, yang jauh lebih mudah dan murah daripada tenaga uap.
Penggunaan tenaga listrik, ban berjalan, dan lini produksi ini menurunkan waktu produksi secara drastis, kini sebuah Ford Model T bisa dirakit cuma dalam 95 menit! Akibatnya, produksi Ford Model T melonjak, dari 68 ribuan mobil di tahun 1912, menjadi 170 ribuan mobil di tahun 1913, 200 ribuan mobil di tahun 1914, dan tumbuh terus sampai akhirnya menembus 1 juta mobil per ahunnya di tahun 1922, dan nyaris mencapai 2 juta mobil di puncak produksinya, di tahun 1925. Totalnya, hampir 15 juta Ford Model T diproduksi sejak 1908 sampai akhir masa produksinya di tahun 1927.
Produksi mobil murah secara besar-besaran ini mengubah bukan cuma industri mobil Amerika, bukan cuma industri mobil dunia, tapi juga budaya seluruh dunia. Loh, kok bisa sejauh itu?
Begini, loh, produksi mobil murah secara massal seperti itu berarti membuat mobil menjadi barang terjangkau. Sejak Model T diproduksi massal, bukan cuma orang kaya yang membeli dan menggunakan mobil, kelas menengah bisa membelinya, bahkan kelas miskin bisa menyicilnya atau meminjamnya. Mendadak, ratusan ribu, bahkan jutaan orang jadi punya mobil. Mendadak, transportasi dari rumah ke tempat kerja jadi jauh lebih mudah, tidak tergantung jarak, tidak tergantung jadwal transportasi umum. Ini menyebabkan munculnya daerah yang disebut “Subur” atau “Pinggiran” yaitu perumahan yang muncul di pinggir kota, bukannya di pusat kota. Mendadak, jutaan orang ini butuh garasi, tempat parkir, bengkel ganti oli, bengkel ganti ban, tukang cuci mobil, dan 1001 hal lain yang tidak terpikir sebelumnya.
Itu baru mobil. Produksi menggunakan conveyor belt ini juga menurunkan waktu dan biaya produksi di banyak bidang lainnya. Artinya, bertambahnya waktu, menyebabkan berkurangnya kelangkaan waktu. Selain itu, conveyorbelt juga digunakan untuk mengangkut barang tambang dari tambang ke kapal lalu dari kapal ke pabrik. Sekali lagi, menghemat waktu dan tenaga. Masih belum cukup, penggunaan conveyorbelt dan lini produksi juga menghemat luas lahan yang diperlukan pabrik. Artinya, kelangkaan lahan perkotaan untuk produksi juga berhasil dikurangi.
Revolusi industri kedua ini juga berdampak pada kondisi militer di Perang Dunia 2. Meski bisa dikatakan bahwa revolusi industri 2.0 sudah terjadi di Perang Dunia 1, di Perang Dunia 2-lah efeknya benar-benar terasa.
Ribuan tank, pesawat, dan senjata-senjata tercipta dari pabrik-pabrik yang menggunakan lini produksi dan ban berjalan. Ini semua terjadi karena adanya produksi massal (massproduction). Perubahan dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri boleh dibilang jadi komplit.
Nah, itu baru industri 2.0, revolusi apa lagi yang berikutnya? Tebakan gue sih kalian bisa menebak kelanjutannya, sebab komponen terpenting industri 3.0 udah sering banget kalian temui.
Revolusi Industri 3.0
Setelah mengganti tenaga otot dengan uap, lalu produksi paralel dengan serial, perubahan apa lagi yang bisa terjadi di dunia industri? Faktor berikutnya yang diganti adalah manusianya. Setelah revolusi industri kedua, manusia masih berperan amat penting dalam produksi barang-barang, seperti udah disebutkan sebelumnya, ini adalah era industri!
Revolusi industri ketiga mengubahnya. Setelah revolusi ini, abad industri pelan-pelan berakhir, abad informasi dimulai. Kalau revolusi pertama dipicu oleh mesin uap, revolusi kedua dipicu oleh ban berjalan dan listrik, revolusi ketiga dipicu oleh mesin yang bergerak, yang berpikir secara otomatis: komputer dan robot.
Komputer semula adalah barang mewah. Salah satu komputer pertama yang dikembangkan di era Perang Dunia 2 sebagai mesin untuk memecahkan kode buatan Nazi Jerman, yaitu komputer yang bisa diprogram pertama yang bernama Colossus adalah mesin raksasa sebesar sebuah ruang tidur. Tidak punya RAM, dan tidak bisa menerima perintah dari manusia melalui keyboard, apalagi touchscreen, tapi melalui pita kertas. Komputer purba ini juga membutuhkan listrik luar biasa besar: 8500 watt! Namun kemampuannya gak ada sepersejutanya smartphone yang ada di kantong kebanyakan orang Indonesia saat ini.
Bayangin kalo komputer sekarang sebesar ini! Ini adalah foto komputer Colossus, yang menjadi pijakan awal revolusi industri 3.0.
Namun, kemajuan teknologi komputer ngebut luar biasa setelah perang dunia kedua selesai. Penemuan semi konduktor, disusul transistor, lalu integrated chip (IC) membuat ukuran komputer semakin kecil, listrik yang dibutuhkan semakin sedikit, sementara kemampuan berhitungnya terbang ke langit.
Mengecilnya ukuran komputer menjadi penting, sebab kini komputer bisa dipasang di mesin-mesin yang mengoperasikan lini produksi. Kini, komputer menggantikan banyak manusia sebagai operator dan pengendali lini produksi, sama seperti operator telepon di perusahaan telepon diganti oleh relay sehingga kita tinggal menelpon nomor telepon untuk menghubungi teman kita. Proses ini disebut “Otomatisasi” semuanya jadi otomatis, tidak memerlukan manusia lagi. Artinya, sekali lagi terjadi penurunan kelangkaan sumber daya manusia, terbebasnya ribuan tenaga kerja untuk pekerjaan – pekerjaan lain.
Seiring dengan kemajuan komputer, kemajuan mesin-mesin yang bisa dikendalikan komputer tersebut juga meningkat. Macam-macam mesin diciptakan dengan bentuk dan fungsi yang menyerupai bentuk dan fungsi manusia. Komputer menjadi otaknya, robot menjadi tangannya, pelan-pelan fungsi pekerja kasar dan pekerja manual menghilang.
Namun, ini bukan berarti tugas manusia di produksi bisa digantikan sepenuhnya oleh robot. Pabrik-pabrik mobil semula berpikir revolusi industri 3.0 ini akan seperti 2.0, di mana produksi paralel diganti total oleh lini produksi, robot akan secara total diganti oleh manusia. Pabrik-pabrik mobil di tahun 1990an mencoba mengganti semua pegawai mereka dengan robot, hasilnya adalah produktivitas malah menurun. Elon Musk mencoba melakukannya lagi di tahun 2010-an ini di pabrik mobil Teslanya. Sekali lagi, semua orang menemukan fakta bahwa untuk produksi mobil, kombinasi manusia dan robot-komputer adalah yang terbaik. Munculnya robot dan komputer menjadi penolong manusia, bukannya penggantinya.
Sekali lagi, revolusi ini mengubah masyarakat. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat cenderung berubah dari mengandalkan sektor manufaktur, menjadi mengandalkan sektor jasa seperti bank, studio film, TI, dll. sebagai motor ekonomi mereka. Mereka berubah dari ekonomi industri menjadi ekonomi informasi.
Karena kemajuan ini juga, terjadilah perubahan dari data analog menjadi data digital. Misalnya, dari merekam musik menggunakan kaset menjadi menggunakan CD, dari menonton film di video player menjadi menggunakan DVD player; dst. Ini terjadi karena komputer itu cuma bisa bekerja dengan data digital. Karena inilah revolusi industri ketiga ini nama lainnya adalah “Digitalrevolution“. Karena revolusi ini juga, video game menjadi sesuatu yang normal dalam kehidupan kita, menjadi bisnis dengan nilai milyaran, bahkan trilyunan Dolar. Di sisi negatifnya, digitalisasi, komputerisasi membuat kejahatan-kejahatan baru muncul: penipuan menggunakan komputer,
OK, setelah pemasangan komputer dan robot dalam proses produksi, memangnya ada kemajuan apa lagi? Memangnya kemajuan apa lagi sih yang bisa terjadi di dunia industri?
Revolusi Industri 4.0
Konsep “Industri 4.0” pertama kali digunakan di publik dalam pameran industri Hannover Messe di kota Hannover, Jerman di tahun 2011. Dari peristiwa ini juga sebetulnya ide “Industri 2.0” dan “Industri 3.0” baru muncul, sebelumnya cuma dikenal dengan nama “Revolusi Teknologi” dan “Revolusi Digital”. Nah, lo mungkin bisa nebak, setelah 2 revolusi itu, revolusi macam apa lagi sih yang bisa terjadi?
Perhatikan deh, semua revolusi itu terjadi menggunakan revolusi sebelumnya sebagai dasar. Industri 2.0 takkan muncul selama kita masih mengandalkan otot, angin, dan air untuk produksi. Industri 3.0 intinya meng-upgrade lini produksi dengan komputer dan robot. Jadi, industri 4.0 juga pasti menggunakan komputer dan robot ini sebagai dasarnya. Jadi, kemajuan apa saja yang muncul di dunia komputer kita akhir-akhir ini?
Pertama, kemajuan yang paling terasa adalah internet. Semua komputer tersambung ke sebuah jaringan bersama. Komputer juga semakin kecil sehingga bisa menjadi sebesar kepalan tangan kita, makanya kita jadi punya smartphone. Bukan cuma kita tersambung ke jaringan raksasa, kita jadinya SELALU tersambung ke jaringan raksasa tersebut. Inilah bagian pertama dari revolusi industri keempat: “Internet of Things” saat komputer-komputer yang ada di pabrik itu tersambung ke internet, saat setiap masalah yang ada di lini produksi bisa langsung diketahui SAAT ITU JUGA oleh pemilik pabrik, di manapun si pemilik berada!.(Kang Bahar.Diambil dari berbagai artikel LIPI&Google)
infonews871-kamis.28 November 2019 infonews871.blogspot.com - Kita banyak menaruh harapan kepada guru untuk membantu mendidik anak agar siap menghadapi masa depan. Indonesia pun membutuhkan generasi masa depan yang cemerlang untuk menghadapi persaingan global. Pada Hari Guru Nasional, sejumlah guru dari generasi milenial juga menaruh harapan kepada pemerintah, orangtua, serta seluruh insan pendidikan. in871 mewawancarai sejumlah guru-guru millenial yang kini terjun mendidik di pendidikan formal. Berikut rangkuman harapan-harapan muncul dari guru-guru generasi milenial.
Nyai Daryanti.SPd Dan Maysaroh.SPd
Guru SMK Indonesia Mas
1. Pendidikan menonjolkan karakter Guru SMK Indonesia Mas,Nyai Daryanti.SPd berharap siswa sadar bahwa ilmu pengetahuan yang dipelajari selama di sekolah bukan untuk membantu masuk ke perguruan tinggi. Menurut Nyai Daryanti, ilmu pengetahuan yang dipelajari sekarang adalah modal untuk menjalani hidup. "Agar kamu tahu siapa diri kamu, kamu punya identitas yang khas, agar siswa unik, beragam, berwawasan, dan berkarakter," ujar Nyai Daryanti saat diwawancarai in871.Nyai Daryanti menyebutkan setiap anak itu punya karakter. Menurutnya, pendidikan seharusnya bisa menonjolkan karakter setiap anak. "Ada sisi unik keluar, maka ada nilai-nilai toleransi di sana. Ada juga sisi kreatif. Di situlah pendidikan seharusnya menciptakan hal itu," tambah Nyai Daryanti.
2. Bebas berkreasi dan berinovasi Wakasek Kurikulum SMK Indonesia Mas Sohib.SPd,berharap sekolah-sekolah bisa lebih membebaskan guru dan murid lebih berekspresi.Pola pendidikan di sekolah juga diharapkan seimbang antara teori dan praktek. "Kebetulan di sekolah saya ada pelajaran KewirausahaanItu jadi tak hanya teori tetapi banyak praktek," ujar Sohib kepada in871,
Sohib.SPd
Wakasek Kurikulum SMK Indonesia Mas
Sohib berharap kepada pemerintah untuk menyederhakan Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP). Menurutnya, penyusunan RPP itu membuang waktu guru dalam kegiatan belajar mengajar. "Inginnya to the point aja. cuma poin-poin aja. Gak perlu detail kalau soal RPP kalau soal materi, ternyata masih banyak sekolah yang harus banget ngikutin kompetensi dasar yang dikasih jadi mereka gak bisa improve. Ujung-ujungnya ke anak-anak kasihan juga," tambah Sohib. 3. Orangtua turut berperan mendidik bersama
Astuti.SPd
Guru Kewirausahaan
Orangtua diharapkan turut berperan dalam mendidik anak. Cara-cara yang bisa dilakukan milsanya berkomunikasi dengan guru, mengajarkan nilai-nilai baik di masyarakat, apresiasi anak, mendengarkan cerita anak, dan konsisten mengikuti nilai-nilai pelajaran di sekolah.Astuti.SPd mengatakan "orangtua harus aktif berkomunikasi dengan guru" Orangtua bisa menanyakan perkembangan anak selama di sekolah ketika di rumah. "Misalnya anaknya udh diarahin ikut ekskul, kalau bisa ditanya perkembangannya di rumah, anaknya di rumah mesti latihan apa," ujar Astuti.Astuti mengatakan guru tidak bisa bergerak sendiri untuk mendidik siswa karena pasti hasilnya tidak signifikan. Ia menekankan harus ada peran dari orangtua dan sekolah. "Orang tua perlu ada dan mendampingi anak-anak mereka tanpa harus menekan dan membebaninya," ujar Astuti saat dihubungi in871. (Kang Bahar)
infonews-Karawang.Kirab Pusaka, Bentuk Keharmonisan Publik Figur dan Masyarakat,Ibarat semut yang mengerubuti gula, ribuan orang berkumpul memadati pinggiran jalan lapangan desa lemahduwur telagasari karawang dari Alun-alun Desa Sementara, yang ditunggu-tunggu belum juga sedikit pun menampakan tanda-tanda akan segera mulai, namun masyarakat sudah mulai sesak memadati pinggiran jalan seolah tak menghiraukan panasnya matahari yang membakar kulit. Adalah prosesi "Kirab Pusaka" yang mereka tunggu, hingga rela berpanas-panasan.
Meski belakangan banyak opini yang beredar di telinga masyarakat, bahwa di era milenial ini, perhelatan tradisi budaya sedikit demi sedikit sudah mulai ditinggalkan, namun faktanya justru selaras dengan visi kabupaten Karawang "Menuju Karawang yang lebih maju berbudaya dan religius", tradisi budaya Tahunan seperti kirab pusaka seperti ini, sampai detik ini masih menjadi sebuah perhelatan yang sayang untuk dilewatkan bagi masyarakat karawang.Terbukti dengan antusiasme masyarakat Karawang yang menyaksikan kirab budaya yang digelar Pagi hari kemarin seolah membantah dan justru berbanding terbalik dengan apa yang selama ini sudah menjadi opini publik namun terasa terkesan kurang objektif.Sedangkan bagi sebagian besar masyarakat Karawang sendiri yang notabene adalah masyarakat Jawa.
agama dan budaya adalah sesuatu yang tidak akan pernah bisa untuk ditinggaklan. Agama adalah alat bagaimana manusia hidup sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan budaya adalah alat bagaimana manusia hidup sebagai makhluk sosial.Maka tak heran, jika "Kirab Pusaka" adalah salah satu rangkain acara perayaan yang begitu ditunggu - tunggu oleh masyarkat Karawang dan sekitarnya hingga rela berdesak - desakan dan berpanas-panasan demi untuk bisa menyaksikan acara tradisi budaya yang hanya digelar satu kali dalam setahun seperti ini.Setelah 2 jam menunggu, akhirnya terdengar juga sirine polisi dari arah gapura,berada di garis depan pengawalan untuk membuka jalan.Rombongan kedua diisi oleh para bregodo pembawa pusaka yang menjadi saksi sejarah berdirinya kabupaten Karawang. Pusaka tersebut akan dikirabkan menuju alun-alun pusat pemerintahan desa lemahduwur saat ini melalui jalur sejauh 3 kilometer yang terlihat berlangsung begitu sakral. juga ikut memeriahkan jalannya Kirab Pusaka dengan banyaknya para tamu paguyuban,Dalam sisi lain, terselenggaranya kirab pusaka seperti ini, selain merupakan sebuah bentuk pelestarian budaya, agar generasi sekarang mengetahui bagaimana cikal bakal Kota karawang, dan bagaimana Islam berkembang di karawang,demikian diungkapkan wakil bupati karawang yang akrab disapa kang jimi ini
,Namun moment ini merupakan sebuah kesempatan.Kesempatan bagi para pejabat, pemimpin, tokoh masyarakat untuk bisa menyapa dan bertatap muka secara langsung. Hal itu terbukti, dengan banyaknya masyarakat yang begitu riuh dan berebut untuk berjabat tangan ketika seorang yang dirasa adalah publik figur terlihat di depan mata dengan menaiki delman saat kirab pusaka.Ini adalah pemandangan langka. Jangankan untuk bisa berjabat tangan untuk bisa bertemu secara langsung saat hari-hari biasa pun rasanya mustahil. Tapi hal itu tidak berlaku ketika moment kirab pusaka seperti ini. Baik pejabat,
pemimpin serta tokoh masyarakat bisa dengan mudah menyapa masyarakat secara langsung Begitu juga masyarakat, mereka bisa dengan sangat mudah, meluapkan kerinduaanya bisa bertemu dan bahkan bisa berjabat tangan dengan mereka yang dirasa adalah seorang publik figur atau pemimpin mereka.
Walaupun hanya sekedar membagikan makanan kecil namun itu adalah bentuk kecil kepedulian kecil seorang publik figur terhadap masyarakat. Kirab pusaka bukan hanya sekadar pelestarian budaya, kirab pusaka adalah bentuk sebuah keharmonisan antara Publik figur dan Masyarakat.(Kang Bahar)
infonews-Cilamaya.Senin pagi adalah hari yang istimewa buat para guru seluruh indonesia,hari guru yang diperingati setiapat tanggal 25 November kali ini terkesan begitu khidmat,pelaksanaan upacara senin di SMK indonesia mas yang biasanya beranggotakan siswa-siswi kini diganti oleh para guru dan staf menejemen dengan pembina upacara dipimpin langsung oleh kepala sekolah SMK indonesia mas Mulyadi Rusmianto.SE.M.Si.
Dalam amanatnya selain membacakan pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Sekolah SMK indonesia Mas Mulyadi Mengatakan" Bahwa guru Tidak ada yang sempurna,Tapi Dituntut untuk mendidik siswa-siswinya menjadi sempurna,dalam kutipan pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengamanatkan"Tugas Guru di era milenial ini ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa,tapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan'anda ingin membantu murid yang ketertinggalan dikelas,tapi waktu anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas" dan besok dimanapun anda berada lakukanlah perubahan kecil,apapun perubahan kecil itu,jika setiap guru melakukannya secara serentak,kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak" Demikian isi pidato Menteri Pendidikan dan kebudayaan Nadiem Anwar Makarim.
Selain Melaksanakan upacara,para Gurupun mengikuti berbagai game untuk membuat acara lebih meriah lagi Kepala Sekolah sengaja menyediakan doorprize untuk para guru.(KangBahar)Selamat Hari Guru #MerdekaBelajar#Gurupenggerak
Hari Guru Nasional Diperingati 25 November, Bertepatan dengan hari PGRI
Tanggal tersebut ditetapkan melalui keputusan presiden no.78 tahun 1994. Penetapan tanggal ini diputuskan tanpa menjadikan Hari Guru Nasional sebagai hari libur.
Namun, biasanya sekolah-sekolah mengadakan upacara untuk memperingatinya. Umumnya, dalam upacara tersebut murid-murid akan memberikan penghargaan lewat lagu paduan suara. Tak jarang, beberapa sekolah mengadakan lomba di hari tersebut.
Tanggal 25 November juga bertepatan dengan Hari PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia). Jika Hari Guru Nasional ditetapkan pada 1994, Hari PGRI ditetapkan lebih dahulu, yaitu tahun 1945.
Sebelumnya, Persatuan Guru Republik Indonesia memiliki nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) yang didirikan pada tahun 1912 oleh pemerintahan kolonial Belanda, lalu menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) pada 1932.
Saat Jepang mulai menduduki Indonesia, semua organisasi dilarang, sekolah-sekolah ditutup, sehingga PGI tidak lagi beraktivitas.
PGHB kala itu adalah sebuah organisasi besar, yang memuat sub-organisasi, seperti Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan Guru Ambachtsschool (PGAS), Perserikatan Normaalschool (PNS), Hogere Kweekschool Bond (HKSB), berdasarkanvketerangan dari pengurus besar PGRI.
Selain itu, ada sub-organisasi guru yang bercorak keagamaan, kebangsaan, dan lainnya, seperti Christelijke Onderwijs Vereneging (COV), Katolieke Onderwijsbond (KOD), Vereneging Van Muloleerkrachten (VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootschap (NIOG).
Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 menggelorakan penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia yang diadakan pada 24-25 November 1945. Dalam kongres ini, semua organisasi dan kelompok guru yang didasarkan pada perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama, dan suku sepakat untuk dihapuskan.
Sebagai gantinya, mereka semua menyatukan perbedaan, sesuai dengan semangat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sembari memperingati 100 hari Indonesia merdeka, dibentuklah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada tanggal tersebut.
Anggota Kongres bersepakat untuk mengisi kemerdekaan Indonesia dengan tiga tujuan sebagai berikut.
Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia.
Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dasar-dasar kerakyatan.
Membela hak dan nasib buruh pada umumnya, guru pada khususnya.
Sejak kongres itulah, semua guru menyatakan diri bersatu di bawah wadah PGRI yang menyatakan kesetiannya dalam pengabdian sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan yang bersifat unitaristik, independen, dan non-partai politik.
Oleh karena itu, sebagai penghormatan guru-guru Republik Indonesia, tanggal 25 November pun ditetapkan sebagai Hari Guru Nasional dan diperingati setiap tahun.(Kang Bahar)
infonews871 - Banyusari.Tradisi sedekah bumi ini, merupakan salah satu bentuk ritual tradisional masyarakat di pulau jawa yang sudah berlangsung secara turun-temurun dari nenek moyang orang jawa terdahulu. Ritual sedekah bumi ini biasanya dilakukan oleh mereka pada masyarakat jawa yang berprofesi sebagai petani, nelayan yang menggantunggkan hidup keluarga dan sanak famil mereka dari mengais rizqi dari memanfaatkan kekayaan alam yang ada di bumi.
Bagi masyarakat jawa khususnya para kaum petani dan para nelayan, tradisi ritual tahunan semacam sedekah bumi bukan hanya merupakan sebagai rutinitas atau ritual yang sifatnya tahunan belaka. Akan tetapi tradisi sedakah bumi mempunyai makna yang lebih dari itu, upacara tradisional sedekah bumi itu sudah menjadi salah satu bagian dari masyarakat yang tidak akan mampu untuk dipisahkan dari budaya jawa .
Pada acara upacara tradisi sedekah bumi tersebut umumnya, tidak banyak peristiwa dan kegiatan yang dilakukan di dalamnya. Hanya saja, pada waktu acara tersebut biasanya seluruh masyarakat sekitar yang merayakannya tradisi sedekah bumi membuat tumpeng dan berkumpul menjadi satu di tempat sesepuh kampung, di balai desa atau tempat tempat yang telah disepakati oleh seluruh masyarakat setempat untuk menggelar acara ritual sedekah bumi tersebut. Setelah itu, kemudian masyarakat membawa tumpeng tersebut ke balai desa atau tempat setempat untuk di doakan oleh sesepuh adat. setelah di doakan oleh sesepuh adat, kemudian kembali diserahkan kepada masyarakat setempat yang membuatnya sendiri. Nasi tumpeng yang sudah di doakan oleh sesepuh adat setempat kemudian di makan secara ramai ramai oleh masyarakat yang merayakan acara sedekah bumi itu. Namun, ada juga sebagian masyarakat yang membawa nasi tumpeng tersebut yang membawanya pulang untuk dimakan beserta sanak keluarganya di rumah masing-masing.
Pembuatan nasi tumpeng ini merupakan salah satu syarat yang harus dilaksanakan pada saat upacara tradisi tradisional itu. Demikian Makanandiungkapkan bp.Onip baharudin warga dari dusun peundeuy desa cicinde Utara.. yang menjadi makanan pokok yang harus ada dalam tradisi ritual sedekah bumi adalah nasi tumpeng dan ayam panggang. Sedangkan yang lainnya seperti minuman, buah-buahan dan lauk-pauk hanya bersifat tambahan saja, tidak menjadi perioritas yang utama. pada acara akhir para petani biasanya menyisakan sebagian makanan itu dan diletakkan di sudut-sudut petak sawahnya masing-masing. sebagai Bentuk Rasa Syukur. Dalam puncaknya acara ritual sedekah bumi di akhiri dengan melantunkan doa bersama-sama oleh masyarakat setempat dengan dipimpin oleh sesepuh adat. Doa dalam sedekah bumi tersebut umumnya dipimpin oleh sesepuh kampung yang sudah sering dan terbiasa mamimpin jalannya ritual tersebut. Ada yang sangat menarik dalam lantunan doa yang ada dilanjutkan dalam ritual tersebut. Yang menarik dalam lantunan doa tersebut adalah kolaborasi antara lantunan kalimat kalimat Jawa dan dipadukan dengan doa yang bernuansa Islami.(Kang Bahar)