Minggu, 17 November 2019

Cegah Dini Tawuran Siswa

Saling Ejek, Pelajar SMK di Karawang Terlibat Tawuran Satu Orang Tewas
ilustrasi

infonews871.blogspot.com.-senin.18 November 2019

infonews871- Cilamaya ,Para pelajar dari dua SMK di Kabupaten Karawang terlibat tawuran di Jalan Tengah Sawah, Kampung A Kecamatan A Kabupaten A pada hari Rabu sore hari tadi. Seorang siswa bernama A harus meregang nyawa akibat luka di sekujur tubuhnya."

Seperti itulah contoh berita tawuran siswa yang akhir-akhir ini kerap terdenger oleh kita saat ini..kerasan yang terjadi di lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat adalah orang dewasa yang melakukannya. namun, pada saat ini banyaknya perkelahian yang terjadi pada pelajar telah terungkap di berbagai media.
Uman
Kanit Bimas Polsek Cilamaya

faktor-faktor yang menyebabkan perkelahian/tawuran antar pelajar

1.   Faktor internal. 
Remaja yang terlibat perkelahian biasanya kurang mampu melakukan adaptasi pada situasi lingkungan yang kompleks. Kompleks di sini berarti adanya keanekaragaman pandangan, budaya, tingkat ekonomi, dan semua rangsang dari lingkungan yang makin lama makin beragam dan banyak. Situasi ini biasanya menimbulkan tekanan pada setiap orang. Tapi pada remaja yang terlibat perkelahian, mereka kurang mampu untuk mengatasi, apalagi memanfaatkan situasi itu untuk pengembangan dirinya. Mereka biasanya mudah putus asa, cepat melarikan diri dari masalah, menyalahkan orang / pihak lain pada setiap masalahnya, dan memilih menggunakan cara tersingkat untuk memecahkan masalah. Pada remaja yang sering berkelahi, ditemukan bahwa mereka mengalami konflik batin, mudah frustrasi, memiliki emosi yang labil, tidak peka terhadap perasaan orang lain, dan memiliki perasaan rendah diri yang kuat. Mereka biasanya sangat membutuhkan pengakuan.
2.   Faktor keluarga
Rumah tangga yang dipenuhi kekerasan (entah antar orang tua atau pada anaknya) jelas berdampak pada anak. Anak, ketika meningkat remaja, belajar bahwa kekerasan adalah bagian dari dirinya, sehingga adalah hal yang wajar kalau ia melakukan kekerasan pula. Sebaliknya, orang tua yang terlalu melindungi anaknya, ketika remaja akan tumbuh sebagai individu yang tidak mandiri dan tidak berani mengembangkan identitasnya yang unik. Begitu bergabung dengan teman-temannya, ia akan menyerahkan dirnya secara total terhadap kelompoknya sebagai bagian dari identitas yang dibangunnya.
3.   Faktor sekolah
Sekolah pertama-tama bukan dipandang sebagai lembaga yang harus mendidik siswanya menjadi sesuatu. Tetapi sekolah terlebih dahulu harus dinilai dari kualitas pengajarannya. Karena itu, lingkungan sekolah yang tidak merangsang siswanya untuk belajar (misalnya suasana kelas yang monoton, peraturan yang tidak relevan dengan pengajaran, tidak adanya fasilitas praktikum, dsb.) akan menyebabkan siswa lebih senang melakukan kegiatan di luar sekolah bersama teman-temannya. Baru setelah itu masalah pendidikan, di mana guru jelas memainkan peranan paling penting. Sayangnya guru lebih berperan sebagai penghukum dan pelaksana aturan, serta sebagai tokoh otoriter yang sebenarnya juga menggunakan cara kekerasan (walau dalam bentuk berbeda) dalam “mendidik” siswanya.
4.   Faktor lingkungan
Rapat Para Kepala Sekolah Wilayah Cilamaya
 Lingkungan di antara rumah dan sekolah yang sehari-hari remaja alami, juga membawa dampak terhadap munculnya perkelahian. Misalnya lingkungan rumah yang sempit dan kumuh, dan anggota lingkungan yang berperilaku buruk (misalnya narkoba). Begitu pula sarana transportasi umum yang sering menomor-sekiankan pelajar. Juga lingkungan kota (bisa negara) yang penuh kekerasan. Semuanya itu dapat merangsang remaja untuk belajar sesuatu dari lingkungannya, dan kemudian reaksi emosional yang berkembang mendukung untuk munculnya perilaku berkelahi.Demikian dipaparakan Kanit Bimas Polsek Cilamaya Wetan saat Rapat antar Kepala Sekolah dalam mencari solusi mengatasi terkait maraknya tawuran antar siswa yang kini mulai meresahkan diwilayah clamaya wetan kab.Karawang
Rapat yang direncanakan akan dihadiri seluruh kepala sekolah ternyata tidak memenuhi kuota kesepakatan,karena sebagian besar para kepala sekolah tidak hadir ini,Rapat yang juga dihadiri ketua MKKS kabupaten karawang Dedi Supriadi.S.Pd,MM serta Kepolisian dari Polsek Cilamaya,Rasa kecawapun di unkapakan oleh dedi dalam rapat tersebut" ternyata para kepala sekolah khususnya daerah cilamaya ini kurang solid,padahal mslah tawuran ini sudah sangat memprihatinkan,kita berkumpul ini kan untuk cari jalan keluar bagaimana mncari solusi jika para pemegang kebijakannya sendirisulit untuk diajak duduk bersama,"buat sekolah lain,yang merasa sekolah nya tidak merasa  pernah ikut teribat tawuran pun rabu depan akan saya undang jangan diem-diem bae,karena ini masalah seluruh pemangku pendidikan"  dengan nada sedikit kesal.(Kang Bahar)


1 komentar:

  1. Mending dari pada kita tawuran ujung ujungnya nya nyawa yang melayang mending kita isi waktu luang kita dengan kegiatan kegiatan yang positif dan bermanfaat👍👍

    BalasHapus

MKKS & FKKSMKS Kabupaten Karawang Siapkan Pengajuan Pembelajaran Tatap Muka Awal Tahun 2021

Musyawarah forum kerja kepala sekolah swasta Kab.Karawang bahas teknis persiapan sekolah tatap muka dimasa new normal jelang awal tahun 2021...