Sidang Prakerin SMK Indonesia Mas |
infonews871.blogspot.com-Selasa 10 Desember 2019
![]() |
Siswi SMK Domas Siap Sidang Prakerin |
infonews871- Perlu disadari bahwa sampai pada saat ini lulusan SMK belum dapat diserap
langsung oleh pihak dunia usaha maupun industri.Secara kasat mata terbukti
hampir setiap DU/DI ketika merekrut tenaga kerja lulusan SMK masih menerapkan
Pendidikan dan Pelatihan bagi yang telah lolos seleksi penerimaan karyawan.Hal
ini menunjukkan bahwa keterampilan yang di miliki lulusan SMK belum diakui oleh
pihak DU/DI.
"Jika kita kaji secara seksama, kita tidak dapat menyalahkan pihak DU/DI.Memang pada kenyataannya masih banyak SMK yang sangat minim peralatan praktik.Sehingga peserta diklat yang seharusnya porsi pembelajaran praktik 70% hanya dapat berangan-angan dengan teori saja tidak dengan peralatan kenyataan yang sebenarnya" ungkap Asep Hasan Basri.ST,Guru Penguji Dalam sidang Prakerin Tahun Pelajaran 2018-2019 ini.
![]() |
Fatimah.SPd Guru SMK Domas |
Sesuai dengan hasil pengamatan dan penelitian Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, pola penyelenggaraan di SMK belum secara tegas dapat menghasilkan tamatan sebagaimana yang di harapkan. Hal tersebut dapat dilihat dari kondisi pembelajaran yang belum kondusif untuk menghasilakn tenaga kerja yang professional, karena keahlian professional seseorang tidak semata-mata diukur oleh penguasaan unsur pengetahuan dan teknik bekerja, tetapi harus dilengkapi dengan penguasaan kiat bekerja penguasaan yang baik. Penggunaan unsur ilmu pengetahuan dan teknik bekerja dapat dipelajari di sekolah, namun untuk kiat adalah sesuatu yang tidak dapat diajarkan tetapi harus dikuasai melalui pembiasaan dan internalisasi.Untuk kiat yang menjadi faktor utama penentu kadar keahlian professional seseorang, hanya dapat dikuasai melalui cara mengerjakan pekerjaan pada bidang profesi itu sendiri. Karena itulah tumbuh suatu aturan keahlian professional berdasarkan jumlah pengalaman kerja.
![]() |
Asep Hasan Basri.ST Guru Penguji Sidang Prakerin |
Mata diklat praktik kejuruan yang disajikan di sekolah biarpun menggunakan peralatan yang lengkap dan modern, pada dasarnya hanya mampu menyajikan proses dan situasi peniruan (simulasi), karena bukan situasi yang sesungguhnya, oleh karena itu sulit diharapkan untuk mampu memberikan keahlian sebagaimana yang diharapkan.
Melihat kenyataan diatas,Kemendibud menetapkan strategi operasional yang berdasarkan kepada kebijakan “ Link and Match” (Kesesuaian dan Kesepadanan) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam model penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda. Pelaksanaannya sesuai dengan ketemtuan-ketentuan yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP Nomor 20 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, PP Nomor 39 1992 tentang Peran serta masyarakat dalam Pendidikan Nasional, KepDikbud Nomor 080/U/1992 tentang Sekolah Menengah Kejuruan dan Kepmendikbud Nomor 080/U/1993 tentang kurikulum SMK.(Kang Bahar)
Bagus,untuk menguji mental para siswa dan siswi untuk berbicara di depan umum sebagai masa depan mreka di perusahaan nanti, tapi sekarang karang ini kenapa kbnyakan siswa SMK memilih untuk melanjutkan di perguruan tinggi bukan kerja ke perusahaan dan yang SMA malah sebalik nya
BalasHapusSaya kls10 berarti nanti disidang juga dong.ū
BalasHapusPengenalan dunia kerja yang nyata jelas berbeda dengan teori di dalam kelas
BalasHapus