Apel Santri, Bupati Karawang Launchingkan Gerakan Magrib Mengaji
infonews - masyarakat memperingati Hari Santri Nasional (HSN) yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 lalu. Plaza Pemkab jadi pusat apel Santri yang di pimpin langsung Bupati Karawang bersama unsur Forkopimda dan sejumlah organisasi kemasyarakatan, seperti PCNU, Muhammadiyah, LDII, Kemenag Katawang dan ratusan santri dari berbagai pondok pesantren di Karawang.
Dalam apel Hari Santri Nasional kali ini, Bupati Karawang membacakan amanat dari Menteri Agama Republik Indonesia Lukmanul Hakim Syaifuddin, dalam amanat tersebut peringatan hari santri 2019 mengusung tema “santri Indonesia untuk perdamaian dunia”. Isu perdamaian diangkat berdasar fakta, bahwa sejatinya pesantren adalah laboratorium perdamaian. Maka sebagai laboratorium perdamaian, pesantren merupakan tempat menyemai ajaran islam rahmatanlilalamin, islam ramah dan moderat dalam beragama. sikap moderat dalam beragama sangat penting bagi masyarakat yang plural dan multikultural. dengan cara seperti inilah keragaman dapat disikapi dengan bijak serta toleransi dan keadilan dapat terwujud. "Semangat ajaran inilah yang dapat menginspirasi santri untuk berkontribusi merawat perdamaian dunia," Katanya.
Alasan dan dasar mengapa pesantren layak disebut sebagai laboratorium perdamaian, sambung Cellica, karena perebutan kemerdekaan, pembentukan dasar negara, tercetusnya resolusi jihad 1945, hingga melawan pemberontakan PKI misalnya, tidak lepas dari peran kalangan pesantren. Sampai hari ini pun, komitmen santri sebagai generasi pecinta tanah air tidak kunjung pudar. Sebab, mereka masih berpegang teguh pada kaidah hubbul wathan minal iman (cinta tanah air sebagian dari iman). Selain itu, para santri juga menggunakan metode bahsulmasail untuk mencari kekuatan hukum dengan cara meneliti dan mendiskusikan secara ilmiah sebelum menjadi keputusan hukum. melalui ini, para santri dididik untuk belajar menerima perbedaan, namun tetap bersandar pada sumber hukum yang otentik, dan selanjutnya para santri juga biasa diajarkan untuk khidmah (pengabdian). "Ini merupakan ruh dan prinsip loyalitas santri yang dibingkai dalam paradigma etika agama dan realitas kebutuhan sosial, " Ujarnya.
Alasan lainnya, pendidikan kemandirian, kerja sama dan saling membantu di kalangan santri. Lantaran jauh dari keluarga, santri terbiasa hidup mandiri, memupuk solidaritas dan gotong-royong sesama para pejuang ilmu, serta ikut merawat khazanah kearifan lokal, relasi agama dan tradisi begitu kental dalam kehidupan masyarakat indonesia. pesantren menjadi ruang yang kondusif untuk menjaga lokalitas di tengah arus zaman yang semakin pragmatis dan materialistis. Katanya, prinsip maslahat (kepentingan umum) merupakan pegangan yang sudah tidak bisa ditawar lagi oleh kalangan pesantren. Tidak ada ceritanya orang-orang pesantren meresahkan dan menyesatkan masyarakat. "Justru kalangan yang membina masyarakat kebanyakan adalah jebolan pesantren, baik itu soal moral maupun intelektual sehingga santri jauh dari pemberitaan tentang intoleransi, pemberontakan, apalagi terorisme, "Ujarnya.
Setelah selesai membacakan rangkuman sambutan Mentri Agama RI, Bupati Karawang juga langsung melounching gerakan maghrib mengaji di Kabupaten Karawang.
Gerakan Magrib Mengaji tersebut Bupati mengajak, kepada seluruh umat islam di Kabupaten Karawang untuk berupaya mengarahakan anak-anak, Khususnya usia 6 - 18 Tahun, untuk sama-sama mengikuti pengajian yang diawali dengan shalat maghrib berjamaah dilanjutkan dengan pengaiian dan diakhiri dengan shalat isya berjamaah di masjid atau musholla terdekat, agar anak-anak memiliki integritas yang tinggi terhadap bangsa, negara dan agamanya. Sehingga mereka kedepan akan menjadi penerus bangsa yang handal tangguh dan memiliki kemampuan spiritual yang yinggi dalam membangun bangsa dan negara. "Untuk itu kepada seluruh aparatur pemerintah disemua tingkatan hingga tingkat RW dan RT serta para ustadz/ustadzah dan tokoh masyarakat untuk lebih mencurahkan perhatiannya terhadap pendidikan spiritual bagi generasi penerus bangsa di Kabupaten Karawang, " Pungkasnya. (Kang Bahar,Dikutip dari Pelita Karawang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar